https://youtu.be/rpRvmRnaOKA
Biografi | Profil | Setyawan | 1988
Sabtu, 20 November 2021
Rabu, 01 Januari 2014
PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR
KOMPONEN KEHIDUPAN YANG BAIK DALAM FILSAFAT
BAB I
RINGKASAN MATERI
A. PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR
Agar hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
B. PENTING KEHIDUPAN YANG BENAR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar.
Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19,
“Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR
Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat bagi manusia yang lain. [Hadist Nabi]
3 Poin penting dalam melakukan sesuatu:
Berusahalah memahami orang lain dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang yang bersangkutan
Apabila dinasehati janganlah melihat oleh siapa kita dinasehati dan bagaimana orang tersebut menasehati, tetapi perhatikan apa isi nasehat dan mengapa orang menasehati (jangan siapa & bagaimana, lihat apa & mengapa).
Waktu tidak akan pernah berhenti, maka pergunakanlah sebaik-baiknya!
Proyeksikanlah kegiatan-kegiatan kita dalam rencana-rencana, karena gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
Jangan menyakiti orang lain jika kita sendiri tidak mau disakiti. Yang hina itu bukan orang yang dihina tapi orang yang menghina.
Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:
Nikahilah wanita karena 4 perkara:
Ojo Cedhak Kebo Gupak (Jaga jarak dengan orang/ hal-hal yang dapat mendatangkan madharat).
Beritahu aku temanmu akan kuberitahu siapa dirimu!
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dalam menjalani hidup kejarlah hal-hal yang pasti terjadi, insya Allah hal-hal yang mungkin terjadi dapat kita raih.
Apabila kita menghadapi masalah yang penting dan masalah yang mendesak, selesaikanlah masalah yang mendesak terlebih dahulu, sebab hal yang penting belum tentu mendesak.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. [Q.S. Alam Nasyrah: 5-7]
Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak dikerjakan oleh orang-orang gagal. Mereka (orang-orang sukses) belum tentu suka mengerjakannya. Namun ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka.
Orang yang berbakat gagal adalah orang yang mencari-cari alasan atas kegagalannya, sedangkan orang yang berbakat sukses adalah orang yang mencari alasan bagaimana bangkit dari kegagalannya.
Janganlah kita melihat tokoh dalam mencari kebenaran, tetapi selamilah kebenaran itu sendiri niscaya kita akan mengetahui siapa tokoh di baliknya.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al-Baqarah: 216]
Perumpamaan orang yang bertakwa dalam bertingkah laku adalah seperti berjalan di jalan yang lurus namun banyak duri yang berserakan.
Jangan biasakan berprasangka, sebab sebagian besar prasangka adalah dusta.
Dalam berusaha lihatlah orang yang nasibnya lebih bagus dari kita (orang di atas kita), namun dalam hasil lihatlah orang yang nasibnya lebih buruk dari kita (orang di bawah kita).
Aku telah belajar untuk diam dari orang yang banyak omong, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan belajar menjadi ramah dari orang yang tak ramah; namun, sungguh aneh, aku tak berterima kasih pada orang-orang ini.
Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati; berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau dibalas (menurut perbuatanmu itu); cintailah siapa saja tapi engkau pasti akan berpisah dengannya.
Barang siapa bershalat dalam sehari-harinya duabelas rekaat maka dibangunlah untuknya sebuah rumah di surga; yaitu empat rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya, dua rekaat sesudah Maghrib, dua rekaat sesudah Isya’ dan dua rekaat sebelum shalat Fajar. [HR. Turmudzi]
B. PENTING KEHIDUPAN YANG BENAR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Kita kini hidup di era yang menganut nilai relativisme, suatu masa di mana berlaku ungkapan, “Tidak ada kemutlakan!” Dalam banyak hal, garis pemisah antara kebenaran dan kekeliruan telah menjadi kabur, jika tidak ingin dikatakan terhapus sama sekali. Tetapi, jauh di dalam lubuk hati, kebanyakan dari kita masih tetap dapat membedakan mana yang benar dan yang salah – paling tidak dalam beberapa aspek kehidupan.
Misalnya, tidak ada satu pun di antara kita yang rela seseorang mengambil sesuatu yang menjadi milik kita. Kita tidak suka dibohongi, dan ketidakjujuran cenderung menghancurkan hubungan di tempat kerja, di rumah, dalam jalinan persahabatan, dan dalam organisasi kemasyarakatan.
Tak seorangpun dapat menerima apabila kerusakan mesin mobil dijadikan alasan pengalih kecerobohan pengemudi mabuk yang mengakibatkan seseorang cedera atau meninggal dunia. Kita sepakat memandang sebagai hal yang tercela, bila seorang eksekutif menjual rahasia perusahaan demi keuntungan pribadi. Atlet yang “bermain sabun” merekayasa skor pertandingan juga dikategorikan melakukan tindakan yang salah. Dan masih banyak hal salah lainnya yang dapat kita sebutkan. Mungkin tidak semua orang sependapat dalam setiap kasus, namun tampaknya kita semua mempunyai perasaan naluriah mengenai cara yang benar menjalani hidup – apa yang oleh Alkitab disebut sebagai, “kebenaran”.
Memandang perasaan tersebut secara positif, menyebabkan kebanyakan dari kita sependapat bahwa menolong seseorang yang sedang menghadapi masalah kesehatan, keuangan atau masalah-masalah lain adalah hal yang “benar”. Jika kita melihat seseorang sedang berada dalam ancaman serangan secara fisik, adalah tindakan tepat jika kita menolong orang tersebut. Demikian juga, kebajikan dan kasih, serta kalimat penghiburan dan dukungan, kita anggap sebagai hal yang “benar” dan dibutuhkan.
Namun, dalam banyak aspek kehidupan masalah benar dan salah tidak selalu dapat dengan mudah dibedakan. Lalu bagaimana kita merumuskan apa yang diperlukan untuk membangun suatu “hidup yang benar” manakala hal yang awalnya terpisah secara jelas dalam pola hitam-putih bergeser menjadi daerah “abu-abu” yang meragukan? Kitab Amsal memang tidak secara eksplisit memberikan panduan rinci menghadapi setiap kondisi, namun Kitab ini menyediakan prinsip dan panduan yang sangat membantu, yaitu:
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja sebagai “imbalan”. Hal ini ditulis dalam Amsal 21:21, “Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan”.
Hidup dengan benar tidak dibangun di atas dasar perasaan. Ungkapan masa kini berbunyi, “Jika Anda rasa baik, lakukan saja.” Emosi, tidak selalu dapat diandalkan. Emosi tak jarang memberi arahan yang keliru. Amarah dapat menyebabkan kita menyerang seseorang, dan itu bukan hal yang benar. Mungkin perasaan bahwa besar gaji yang kita terima tidak memadai itu benar, tetapi tidak berarti kita diperkenankan mencuri uang perusahaan. Amsal 16:25 mengingatkan: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
BAB III
KESIMPULAN
Agar hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
1. Menempatkan rasa aman dan harapan pada Tuhan.
2. Kita harsu memilki sasaran yang tepat dalam hidup.
3. Kita juga perlu memiliki pola pikir yang benar.
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja sebagai “imbalan”.
...................................................................................................................................................................
'Senyuman Adalah Perangkap Hati'
Pernahkah anda melihat burung yang terjerat dalam perangkap? Ya, burung itu akan menjadi tawanan si pemilik perangkap.
Demikian pula halnya dengan hati. Ketika hati masuk dalam perangkap, maka akan menjadi tawanan pemilik perangkap.
Senyuman adalah cara termudah untuk menangkap hati orang lain. Tidak membebani anda dengan apapun, selain tersenyum dengan jujur dan tulus.
Sifat manusia adalah tertarik kepada orang yang menyebarkan senyuman kepada orang lain dengan tulus dan menjauhi yang cemberut dan bermuka masam.
Wajah mengungkapkan rahasia-rahasia dan perasaan yang anda sembunyikan dalam hati.
Ekspresi-ekspresi wajah berbicara dengan suara yang lebih dalam pengaruhnya daripada suara mulut. Seakan-akan senyuman berbicara kepada anda tentang pemiliknya, “aku mencintaimu, sungguh engkau telah memberiku kabahagiaan, aku sangat bahagia melihatmu”.
Jangan anda kira sa'at saya berbicara tentang senyuman, itu hanya berupa tanda yang tak tampak di bibir tanpa spirit dan rasa ikhlas. Tidak, sama sekali tidak! Karena senyuman seperti ini tidak memberikan pengaruh kepada siapapun. Namun saya berbicara tentang senyuman yang hakiki. Senyuman yang keluar dari dasar jiwa anda, itulah senyuman yang mendatangkan keuntungan yang besar didunia dan akhirat.
Jadi, senyuman adalah kunci bagi semua hati, bahkan yang terkunci rapat sekalipun. Bila anda melihat seseorang bermuka masam atau cemberut, raut wajahnya menampakan kedukaan atau sesuatu yang berat yang dipikirkannya, maka anda harus tersenyum padanya. Pada gilirannya, dia akan membalas dengan senyuman tanpa disadari dan barangkali dia akan menjadi teman dekat anda.
Diantara fakta paling penting, sesungguhnya senyuman yang tulus mengungkapkan pribadi yang lurus, sementara muka yang cemberut mengungkapkan pribadi yang sakit.
Diantara kesimpulan yang berhasil diungkapkan oleh semua orang yang terjun dalam bidang pengobatan jiwa, bahwa ada hubungan yang jelas antara gerakan-gerakan yang tampak di raut muka dengan keselamatan atau gangguan mental seseorang, seperti :
Hasil penelitian yang lain, ditambahkan:
“ketika manusia tersenyum, maka yang bekerja menggerakannya adalah 13 otot muka;
Sedangkan ketika cemberut, maka yang menggerakannya adalah 47 otot.
Jadi, mengapa anda melelahkan diri dan saraf anda dengan cemberut..? Jadikan senyuman merupakan salah satu tanda kepribadian anda!
Senyuman yang indah akan menambah wajah semakin cantik dan bersinar, serta memberikan pengaruh yang efektif dalam hati, menyebarkan kebahagiaan dan kesenangan diatara teman dan sahabat dan ditempat-tempat pertemuan.
Belajarlah untuk membebaskan diri dari kesedihan dan kedukaan, karena kesedihan menyebabkan muka cemberut, raut wajah suram dan bibir masam.
Sudah pasti, anda tidak akan bisa mendapatkan seorang temanpun, selama anda bermuka masam dan cemberut ketika berhadaan dengan orang lain.
Sedangkan, bila senyuman menjadi salah satu tanda kepribadian anda, maka anda akan mendapatkan ratusan bahkan ribuan teman. Tidak ada hal lain yang harus anda lakukan, selain mencoba! Percobaan adalah sebaik-baik bukti.
Bila senyuman bisa mencetak kesuksesan,
maka muka musam akan mendatangkan kegagalan.
Sebagaimana telah ditegaskan dalam kisah berikut:
“para karyawan salah satu supermarket di paris meminta kenaikan gaji, namun pemilik supermarket bersikeras menolaknya. Maka para pegawai sepakat untuk tidak tersenyum kepada para pelanggan dan pembeli, sebagai bentuk protes kepada pemilik supermarket. Ternyata tindakan para pegawai tersebut, mengakibatkan penurunan omzet sekitar 60% selama seminggu dari rata-rata pemasukan pada minggu-minggu sebelumnya”.
Oleh karena itu, manusia yang tidak mengetahui bagaimana tersenyum, maka dia tidak akan mampu membuka hati satu manusia pun. Senyuman yang jujur, hangat dan muncul dari hati adalah salah satu rahasia kesuksesan.
Senyuman seperti itu menjadi kunci pembuka hati dan menjadi simbol kasih sayang.
Untuk itu saya katakan kepada anda, “SenyumLah! Selama anda masih bernapas”.
BAB I
RINGKASAN MATERI
A. PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR
Agar hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
- Menempatkan rasa aman dan harapan pada Tuhan.
- Kita harus memilki sasaran yang tepat dalam hidup.
- Kita juga perlu memiliki pola pikir yang benar.
B. PENTING KEHIDUPAN YANG BENAR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar.
Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19,
“Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR
Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat bagi manusia yang lain. [Hadist Nabi]
3 Poin penting dalam melakukan sesuatu:
- -mulai dari diri sendiri
- -mulai dari yang kecil
- -mulai dari sekarang
Berusahalah memahami orang lain dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang yang bersangkutan
Apabila dinasehati janganlah melihat oleh siapa kita dinasehati dan bagaimana orang tersebut menasehati, tetapi perhatikan apa isi nasehat dan mengapa orang menasehati (jangan siapa & bagaimana, lihat apa & mengapa).
Waktu tidak akan pernah berhenti, maka pergunakanlah sebaik-baiknya!
Proyeksikanlah kegiatan-kegiatan kita dalam rencana-rencana, karena gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
Jangan menyakiti orang lain jika kita sendiri tidak mau disakiti. Yang hina itu bukan orang yang dihina tapi orang yang menghina.
Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:
- -Sehat sebelum sakit;
- -Muda sebelum tua;
- -Kaya sebelum miskin;
- -Lapang sebelum sempit;
- -Hidup sebelum Mati;
Nikahilah wanita karena 4 perkara:
- karena harta bendanya,
- keturunannya,
- kecantikannya,
- dan agamanya.
Ojo Cedhak Kebo Gupak (Jaga jarak dengan orang/ hal-hal yang dapat mendatangkan madharat).
Beritahu aku temanmu akan kuberitahu siapa dirimu!
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dalam menjalani hidup kejarlah hal-hal yang pasti terjadi, insya Allah hal-hal yang mungkin terjadi dapat kita raih.
Apabila kita menghadapi masalah yang penting dan masalah yang mendesak, selesaikanlah masalah yang mendesak terlebih dahulu, sebab hal yang penting belum tentu mendesak.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. [Q.S. Alam Nasyrah: 5-7]
Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak dikerjakan oleh orang-orang gagal. Mereka (orang-orang sukses) belum tentu suka mengerjakannya. Namun ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka.
Orang yang berbakat gagal adalah orang yang mencari-cari alasan atas kegagalannya, sedangkan orang yang berbakat sukses adalah orang yang mencari alasan bagaimana bangkit dari kegagalannya.
Janganlah kita melihat tokoh dalam mencari kebenaran, tetapi selamilah kebenaran itu sendiri niscaya kita akan mengetahui siapa tokoh di baliknya.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al-Baqarah: 216]
Perumpamaan orang yang bertakwa dalam bertingkah laku adalah seperti berjalan di jalan yang lurus namun banyak duri yang berserakan.
Jangan biasakan berprasangka, sebab sebagian besar prasangka adalah dusta.
Dalam berusaha lihatlah orang yang nasibnya lebih bagus dari kita (orang di atas kita), namun dalam hasil lihatlah orang yang nasibnya lebih buruk dari kita (orang di bawah kita).
Aku telah belajar untuk diam dari orang yang banyak omong, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan belajar menjadi ramah dari orang yang tak ramah; namun, sungguh aneh, aku tak berterima kasih pada orang-orang ini.
Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati; berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau dibalas (menurut perbuatanmu itu); cintailah siapa saja tapi engkau pasti akan berpisah dengannya.
Barang siapa bershalat dalam sehari-harinya duabelas rekaat maka dibangunlah untuknya sebuah rumah di surga; yaitu empat rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya, dua rekaat sesudah Maghrib, dua rekaat sesudah Isya’ dan dua rekaat sebelum shalat Fajar. [HR. Turmudzi]
B. PENTING KEHIDUPAN YANG BENAR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Kita kini hidup di era yang menganut nilai relativisme, suatu masa di mana berlaku ungkapan, “Tidak ada kemutlakan!” Dalam banyak hal, garis pemisah antara kebenaran dan kekeliruan telah menjadi kabur, jika tidak ingin dikatakan terhapus sama sekali. Tetapi, jauh di dalam lubuk hati, kebanyakan dari kita masih tetap dapat membedakan mana yang benar dan yang salah – paling tidak dalam beberapa aspek kehidupan.
Misalnya, tidak ada satu pun di antara kita yang rela seseorang mengambil sesuatu yang menjadi milik kita. Kita tidak suka dibohongi, dan ketidakjujuran cenderung menghancurkan hubungan di tempat kerja, di rumah, dalam jalinan persahabatan, dan dalam organisasi kemasyarakatan.
Tak seorangpun dapat menerima apabila kerusakan mesin mobil dijadikan alasan pengalih kecerobohan pengemudi mabuk yang mengakibatkan seseorang cedera atau meninggal dunia. Kita sepakat memandang sebagai hal yang tercela, bila seorang eksekutif menjual rahasia perusahaan demi keuntungan pribadi. Atlet yang “bermain sabun” merekayasa skor pertandingan juga dikategorikan melakukan tindakan yang salah. Dan masih banyak hal salah lainnya yang dapat kita sebutkan. Mungkin tidak semua orang sependapat dalam setiap kasus, namun tampaknya kita semua mempunyai perasaan naluriah mengenai cara yang benar menjalani hidup – apa yang oleh Alkitab disebut sebagai, “kebenaran”.
Memandang perasaan tersebut secara positif, menyebabkan kebanyakan dari kita sependapat bahwa menolong seseorang yang sedang menghadapi masalah kesehatan, keuangan atau masalah-masalah lain adalah hal yang “benar”. Jika kita melihat seseorang sedang berada dalam ancaman serangan secara fisik, adalah tindakan tepat jika kita menolong orang tersebut. Demikian juga, kebajikan dan kasih, serta kalimat penghiburan dan dukungan, kita anggap sebagai hal yang “benar” dan dibutuhkan.
Namun, dalam banyak aspek kehidupan masalah benar dan salah tidak selalu dapat dengan mudah dibedakan. Lalu bagaimana kita merumuskan apa yang diperlukan untuk membangun suatu “hidup yang benar” manakala hal yang awalnya terpisah secara jelas dalam pola hitam-putih bergeser menjadi daerah “abu-abu” yang meragukan? Kitab Amsal memang tidak secara eksplisit memberikan panduan rinci menghadapi setiap kondisi, namun Kitab ini menyediakan prinsip dan panduan yang sangat membantu, yaitu:
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja sebagai “imbalan”. Hal ini ditulis dalam Amsal 21:21, “Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan”.
Hidup dengan benar tidak dibangun di atas dasar perasaan. Ungkapan masa kini berbunyi, “Jika Anda rasa baik, lakukan saja.” Emosi, tidak selalu dapat diandalkan. Emosi tak jarang memberi arahan yang keliru. Amarah dapat menyebabkan kita menyerang seseorang, dan itu bukan hal yang benar. Mungkin perasaan bahwa besar gaji yang kita terima tidak memadai itu benar, tetapi tidak berarti kita diperkenankan mencuri uang perusahaan. Amsal 16:25 mengingatkan: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
BAB III
KESIMPULAN
Agar hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
1. Menempatkan rasa aman dan harapan pada Tuhan.
2. Kita harsu memilki sasaran yang tepat dalam hidup.
3. Kita juga perlu memiliki pola pikir yang benar.
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja sebagai “imbalan”.
...................................................................................................................................................................
'Senyuman Adalah Perangkap Hati'
Pernahkah anda melihat burung yang terjerat dalam perangkap? Ya, burung itu akan menjadi tawanan si pemilik perangkap.
Demikian pula halnya dengan hati. Ketika hati masuk dalam perangkap, maka akan menjadi tawanan pemilik perangkap.
Senyuman adalah cara termudah untuk menangkap hati orang lain. Tidak membebani anda dengan apapun, selain tersenyum dengan jujur dan tulus.
Sifat manusia adalah tertarik kepada orang yang menyebarkan senyuman kepada orang lain dengan tulus dan menjauhi yang cemberut dan bermuka masam.
Wajah mengungkapkan rahasia-rahasia dan perasaan yang anda sembunyikan dalam hati.
Ekspresi-ekspresi wajah berbicara dengan suara yang lebih dalam pengaruhnya daripada suara mulut. Seakan-akan senyuman berbicara kepada anda tentang pemiliknya, “aku mencintaimu, sungguh engkau telah memberiku kabahagiaan, aku sangat bahagia melihatmu”.
Jangan anda kira sa'at saya berbicara tentang senyuman, itu hanya berupa tanda yang tak tampak di bibir tanpa spirit dan rasa ikhlas. Tidak, sama sekali tidak! Karena senyuman seperti ini tidak memberikan pengaruh kepada siapapun. Namun saya berbicara tentang senyuman yang hakiki. Senyuman yang keluar dari dasar jiwa anda, itulah senyuman yang mendatangkan keuntungan yang besar didunia dan akhirat.
Jadi, senyuman adalah kunci bagi semua hati, bahkan yang terkunci rapat sekalipun. Bila anda melihat seseorang bermuka masam atau cemberut, raut wajahnya menampakan kedukaan atau sesuatu yang berat yang dipikirkannya, maka anda harus tersenyum padanya. Pada gilirannya, dia akan membalas dengan senyuman tanpa disadari dan barangkali dia akan menjadi teman dekat anda.
Diantara fakta paling penting, sesungguhnya senyuman yang tulus mengungkapkan pribadi yang lurus, sementara muka yang cemberut mengungkapkan pribadi yang sakit.
Diantara kesimpulan yang berhasil diungkapkan oleh semua orang yang terjun dalam bidang pengobatan jiwa, bahwa ada hubungan yang jelas antara gerakan-gerakan yang tampak di raut muka dengan keselamatan atau gangguan mental seseorang, seperti :
- menggerutkan dahi,
- menggigit bibir,
- menyipitkan kelopak mata, dan lain-lain.
Hasil penelitian yang lain, ditambahkan:
“ketika manusia tersenyum, maka yang bekerja menggerakannya adalah 13 otot muka;
Sedangkan ketika cemberut, maka yang menggerakannya adalah 47 otot.
Jadi, mengapa anda melelahkan diri dan saraf anda dengan cemberut..? Jadikan senyuman merupakan salah satu tanda kepribadian anda!
Senyuman yang indah akan menambah wajah semakin cantik dan bersinar, serta memberikan pengaruh yang efektif dalam hati, menyebarkan kebahagiaan dan kesenangan diatara teman dan sahabat dan ditempat-tempat pertemuan.
Belajarlah untuk membebaskan diri dari kesedihan dan kedukaan, karena kesedihan menyebabkan muka cemberut, raut wajah suram dan bibir masam.
Sudah pasti, anda tidak akan bisa mendapatkan seorang temanpun, selama anda bermuka masam dan cemberut ketika berhadaan dengan orang lain.
Sedangkan, bila senyuman menjadi salah satu tanda kepribadian anda, maka anda akan mendapatkan ratusan bahkan ribuan teman. Tidak ada hal lain yang harus anda lakukan, selain mencoba! Percobaan adalah sebaik-baik bukti.
Bila senyuman bisa mencetak kesuksesan,
maka muka musam akan mendatangkan kegagalan.
Sebagaimana telah ditegaskan dalam kisah berikut:
“para karyawan salah satu supermarket di paris meminta kenaikan gaji, namun pemilik supermarket bersikeras menolaknya. Maka para pegawai sepakat untuk tidak tersenyum kepada para pelanggan dan pembeli, sebagai bentuk protes kepada pemilik supermarket. Ternyata tindakan para pegawai tersebut, mengakibatkan penurunan omzet sekitar 60% selama seminggu dari rata-rata pemasukan pada minggu-minggu sebelumnya”.
Oleh karena itu, manusia yang tidak mengetahui bagaimana tersenyum, maka dia tidak akan mampu membuka hati satu manusia pun. Senyuman yang jujur, hangat dan muncul dari hati adalah salah satu rahasia kesuksesan.
Senyuman seperti itu menjadi kunci pembuka hati dan menjadi simbol kasih sayang.
Untuk itu saya katakan kepada anda, “SenyumLah! Selama anda masih bernapas”.
Rabu, 25 Desember 2013
Konsep Konsep Yang Harus Saya Miliki Untuk Meraih Visi dan Misi (Target yang saya inginkan)
..................................................................
Ada 3 hal pokok dasar yang harus Saya pertahankan dan harus saya jaga untuk selamanya.
1.
Kesehatan Jiwa & Raga :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
- Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
- Kesehatan Raga Secara umum adalah orang yang optimistis telah menunjukkan kondisi kesehatan yang lebih baik daripada mereka yang pesimis. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa orang yang pesimis lebih rentan menderita penyakit menular, memiliki masalah kesehatan yang buruk, dan mengalami kematian dini.
2.
Profesional:
profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.
Contoh : Karyawan Profesional adalah seorang karyawan yang digaji dan melaksanakan tugas sesuai Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan juknis (Petunjuk Teknis) yang dibebankan kepada dia. Sangat wajar jika dia mengerjakan tugas di luar Juklak dan Juknis dan meminta upah atas pekerjaannya tersebut. Karena Profesional adalah terkait dengan pendapatan, tidak hanya terkait dengan keahlian.
3.
Etika :
Etika :
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dikaruniai akal budi, perasaan dan kehendak. Akal adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni dan budaya. Adapun kehendak adalah alat untuk menyatakan pilihan sehingga manusia memiliki kemampuan untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Selain yang dimiliki secara individu, manusia adalah juga makhluk yang terikat dengan lingkungannya. Keterikatan tersebut tampak pada kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dengan perilaku yang bersifat etis yang dimilikinya. Perilaku etis manusia itulah yang mendasari munculnya etika sebagai sebuah ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang baik dan buruk dalam kehidupannya.
Contoh:
"Bukan orang yang pintar saja yang dihormati dan dihargai oleh orang lain... Namun etika seseorang itu lebih penting dan lebih diutamakan.
Orang yang beretika lebih disegani karena kesopanan mereka dan mereka lebih disukai dan disayangi oleh orang-orang di sekitarnya. Banyak orang pintar yang malah menyombongkan dirinya,, mengannggap dirinya pasti dibutuhkan oleh orang lain.
Untuk apa pintar saja tapi tidak beretika,,, Namun apabila seseorang pintar dan mempunyai etika yang bagus,, nah,,, ini baru dikatakan keren... \^_^/
Contoh:
"Bukan orang yang pintar saja yang dihormati dan dihargai oleh orang lain... Namun etika seseorang itu lebih penting dan lebih diutamakan.
Orang yang beretika lebih disegani karena kesopanan mereka dan mereka lebih disukai dan disayangi oleh orang-orang di sekitarnya. Banyak orang pintar yang malah menyombongkan dirinya,, mengannggap dirinya pasti dibutuhkan oleh orang lain.
Untuk apa pintar saja tapi tidak beretika,,, Namun apabila seseorang pintar dan mempunyai etika yang bagus,, nah,,, ini baru dikatakan keren... \^_^/
Benar kan teman-teman,,,??? Ayo sama-sama kita buktikan,,, insyaAllah kita akan lebih disenangi dan disukai oleh orang-orang disekitar.. dan mendapat kasih sayang Allah tentunya.
...............................................................................
"Tips Memiliki Otak Bisnis"
Gimana caranya memiliki otak bisnis sih?
Apa untungnya?
Banyak sekali pemikiran orang yang mengatakan bahwa bisnis merupakan salah satu cara memperoleh kekayaan.
Banyak orang berlomba-lomba untuk menjalankan suatu bisnis,dengan tujuan untuk memperoleh kekayaan dan kebebasan waktu.
Sayangnya,banyak sekali orang sekarang yang maunya saja berbisnis,namun tidak memiliki strategi sendiri untuk berbisnis,atau kata lainnya,otak bisnis.
Nah,penting sekali memiliki otak bisnis untuk membuat anda selangkah menuju kesuksesan bisnis.
Otak bisnis dapat dirangsang,dan dipancing agar dapat keluar,beberapa caranya adalah:
1.
Bertemu dengan orang-orang sukses
Tahukah anda,apabila aura positif dari orang yang sukses,khususnya di bidang bisnis akan membuat Anda memiliki aura yang ikut-ikutan positif bila Anda berada di dekatnya.
Karena itu,ajaklah orang-orang sukses untuk ikut makan bersama,untuk saling bertukar pikiran,siapa tahu,mereka akan menceritakan pengalaman serta tips berbisnis yang akan berguna untuk anda di kemudian hari
2.
Memanfaatkan Peluang yang ada
Bicara otak bisnis,peluang tersebar dimana-mana,sayangnya kita kurang peka dalam mengambil peluang-peluang yang ada di sekitar kita.
Sebagai seorang calon atau pelaku bisnis,tentunya kita harus peka terhadap adanya peluang yang tersebar di depan anda,apalagi tidak selamanya peluang yang ada datang lagi.
3.
Mengikuti seminar,membeli buku dan vcd tentang bisnis dan pengembangan diri
Yang satu ini sangat perlu.
Selain bertemu dengan orang hebat,kita juga harus mengembangkan diri dengan ikut seminar bisnis atau pengembangan diri yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan diri kita sendiri.
Dalam ilmu tersebut anda akan dipaksa untuk meningkatkan kemampuan anda untuk menciptakan otak bisnis anda,agar lebih peka dan makin memiliki kemampuan berbisnis yang lebih baik.
4.
Berjalan-jalan
Jalan-jalan yang dimaksud tidak harus jalan ke luar kota bahkan ke luar negeri.
Cukup jalan disekitar lingkungan anda,atau ke mall,tempat wisata akan menyegarkan otak anda.
Ketika otak anda fresh,anda akan memiliki kemampuan baru untuk melihat suatu inspirasi baru apabila anda berkunjung ke suatu tempat,siapa tahu,inspirasi baru itu akan membuat anda tertarik untuk membuka bisnis tersebut sebagai peluang yang menarik untuk dijalankan
Begitulah sedikit tips memiliki otak bisnis,
semoga tips ini akan membantu anda dalam selangkah menuju kesuksesan sejati!!
........................................................
"Menganalisis Potensi Pasar"
Dalam merencanakan pengelolaan usaha, langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan adalah menganalisis potensi pasar, berdasarkan jenis produk, jasa, minat dan daya beli konsumen. Dengan menganalisis potensi pasar, Anda dapat memperkirakan daya serap konsumen terhadap produk/jasa yang hendak kita tawarkan. Hal ini sangat penting sebagai ukuran apakah sektor usaha yang akan kita masuki masih menjanjikan keuntungan atau tidak.
Untuk itu Anda harus melakukan penelitian pasar, mencari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pasar dan menentukan lokasi usaha yang strategis sesuai dengan produk/jasa yang akan dijual.
Suatu peluang usaha atau gagasan tentang kemungkinan ekonomi suatu kegiatan bisnis harus selalu diikuti oleh potensi pasar yang menjanjikan sehingga roda usaha dapat berjalan dan memberikan keuntungan yang diharapkan.
Tak sedikit memang, kisah pengusaha yang sukses membangun bisnis karena melihat sebuah potensi pasar.
Tapi, tak sedikit pula kisah kegagalan usaha karena keyakinan tersebut salah.
Lantas, apa yang bisa dilakukan seorang calon pengusaha untuk mengukur potensi pasar atas peluang yang dilihatnya?
Potensi pasar dapat dianalisis melalui pendekatan permintaan dan penawaran dan dengan membatasi jangkauan pasar.
Untuk itu Anda harus melakukan penelitian pasar, mencari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pasar dan menentukan lokasi usaha yang strategis sesuai dengan produk/jasa yang akan dijual.
Suatu peluang usaha atau gagasan tentang kemungkinan ekonomi suatu kegiatan bisnis harus selalu diikuti oleh potensi pasar yang menjanjikan sehingga roda usaha dapat berjalan dan memberikan keuntungan yang diharapkan.
Tak sedikit memang, kisah pengusaha yang sukses membangun bisnis karena melihat sebuah potensi pasar.
Tapi, tak sedikit pula kisah kegagalan usaha karena keyakinan tersebut salah.
Lantas, apa yang bisa dilakukan seorang calon pengusaha untuk mengukur potensi pasar atas peluang yang dilihatnya?
Potensi pasar dapat dianalisis melalui pendekatan permintaan dan penawaran dan dengan membatasi jangkauan pasar.
a) Pendekatan Permintaan
Pendekatan permintaan menekankan tentang kebutuhan manusia yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi atau kemungkinan sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. Misalnya, masyarakat di wilayah pedesaan banyak yang pergi ke kota untuk belanja pakaian. Artinya, golongan masyarakat tersebut membutuhkan pakaian sesuai dengan selera mereka yang tidak dapat diperoleh di desa atau mungkin dapat diperoleh di desa, tetapi harganya terlalu mahal. Jadi, di desa ini terdapat peluang usaha untuk menyediakan pakaian sesuai kebutuhan masyarakat desa. Begitupula dengan tempat hiburan yang belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh masyarakat di pedesaan.
Melalui pendekatan permintaan Anda dapat mengetahui jumlah permintaan terhadap produk/jasa yang meliputi : Sasaran pembeli/konsumen, Jumlah konsumen, Jumlah kebutuhan, Total kebutuhan pertahun.
b) Pendekatan Penawaran
Pendekatan penawaran berawal dari kemampuan wirausaha dalam membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa atau gabungan dari keduanya. Dari sini barulah mulai mencari adakah pasarnya atau orang-orang yang membutuhkannya. Misalnya, seorang wirausaha memproduksi genteng dengan kualitas yang bersaing. Dengan kualitas genteng yang bersaing tersebut, lalu apakah berarti para calon konsumen, developer, pemborong pembangunan rumah dan sebagainya kira-kira berminat membeli, sebab harga genteng produksi wirausaha ternyata lebih mahal dibandingkan genteng dengan kualitas yang sama di pasaran saat ini. Apakah konsumen mempunyai daya beli berminat untuk membeli genteng yang lebih mahal dengan kualitas sama atau membeli genteng yang harganya sama dengan kualitas yang baik. Begitupun kalau Anda ingin membuka toko kue, salon kecantikan, usaha pijat dan usaha lainnya.
Melalui pendekatan penawaran wirausaha juga dapat mengidentifikasi banyaknya pesaing yang membuat produk/jasa yang sama.
c) Membatasi Jangkauan Pasar.
Anda mesti mengukur secara rasional seberapa luas jangkauan usaha Anda dan tentukan siapa target pasar Anda. Kalau Anda hendak membuka mini market di rumah, kira-kira calon pembelinya datang sendiri dari satu RT saja, satu RW, sekompleks, atau sekecamatan? Jika Anda hendak membuka toko furniture di pinggir jalan, Anda mesti memperkirakan apakah calon pembeli hanya datang dari tetangga sepanjang jalan atau orang-orang dari luar kota yang melintas di jalan depan gerai anda.
Kalau jangkauan wilayah sudah Anda tentukan, silakan hitung tingkat perkiraan konsumsi calon pelanggan Anda. Perkirakan seberapa sering mereka akan berbelanja, dan seberapa banyak belanjaan mereka setiap kali datang. Tentu anda bisa menghitung berapa besar pengeluaran setiap tetangga se-RT untuk memenuhi kebutuhan makan (beras, ikan asin, minyak goreng, tepung, dan lainnya) serta perawatan tubuh dan pakaian (sabun, odol, sabun cuci, sampo dan sebagainya). Kira-kira, apakah mereka semua bersedia untuk belanja di warung Anda? Mungkin dalam satu RT sudah ada dua warung serupa, sehingga hanya seperempat rumah tangga se-RT yang Anda perkirakan akan berlangganan. Nah, apakah dengan pelanggan potensial sebanyak itu, keuntungan yang Anda dapat cukup ekonomis?
Dari menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu, kita bisa mengambil keputusan apakah peluang yang ada layak untuk diwujudkan atau tidak. Menghitung potensi pasar sedari awal juga memaksa kita untuk berpikir lebih keras dan kreatif. Kalau potensi pasar dengan jangkauan yang kita tetapkan tak memuaskan, misalnya, kita bisa mempertimbangkan segala kemungkinan untuk memperluas jangkauan pasar. Agar bisa menjangkau RW tetangga, umpamanya, boleh jadi kita perlu memberi layanan delivery order.
Itu sekedar contoh. Anda juga mesti hati-hati. Jangan menyamakan potensi pasar dan harapan. Anda boleh saja berharap warung kelontong di rumah bakal dikerubuti penduduk se-kota Anda, tapi terlalu naif kalau beranggapan itulah potensi pasar warung Anda.
Melihat Diri Sendiri atau Membaca Artikel
Masalahnya sekarang, bagaimana cara memperkirakan frekuensi dan volume pembelian dari calon pelanggan-pelanggan kita? Cara paling gampang adalah dengan melihat pola konsumsi kita sendiri.
Taruh kata Anda punya ide membuka toko di rumah yang khusus berjualan susu instan untuk balita. Berhubung belum ada toko serupa, Anda berani menetapkan jangkauan pasar usaha Anda bakal seluas kompleks. Setelah itu, Anda mesti menghitung ada berapa banyak rumah tangga yang memiliki anak balita.
Kalau sudah ketemu, Anda juga perlu memperkirakan berapa banyak susu yang harus dibeli oleh setiap rumah tangga saban bulan. Kalau semua penduduk kompleks mau belanja di tempat Anda, berapa total penjualan Anda dalam sebulan? Dari situ Anda bisa memperkirakan besarnya laba yang bakal Anda peroleh dan menarik kesimpulan cukup memuaskan atau tidak. Hasil perhitungan itulah yang akan menjadi dasar pijakan untuk mewujudkan rencana atau mencari gagasan usaha baru.
Bagaimana kalau jenis usaha yang hendak kita geluti jauh dari pola hidup atau konsumsi kita? Calon pebisnis bisa mencari informasi melalui buku, artikel di media massa, internet, maupun seminar. Contohnya begini. Anda mendapat tawaran kerja sama membuka bisnis warung telekomunikasi (wartel). Berhubung tak biasa menelepon lewat wartel, Anda tak gampang memperkirakan tingkat penggunaan telepon di wartel. Untungnya, kalau Anda mau berburu artikel tentang bisnis wartel, tentu bakal tahu bahwa bisnis ini sudah terlalu jenuh. Hanya, lewat artikel-artikel itu pula kita bisa mendapat gambaran bahwa ada lokasi-lokasi tertentu yang sangat bagus untuk membuka wartel. Misalnya, di dekat kampus, pabrik, atau rumah-rumah kontrakan para perantau. Dari situ Anda bisa menolak ajakan tadi atau merelokasi calon wartel Anda ke lokasi yang lebih berprospek.
Ada sebuah contoh yang menarik tentang kegagalan bisnis seorang pedagang ponsel akibat keliru memperhitungkan potensi pasar. Ahmad, sebut saja begitu, menyewa kios kecil dengan tarif Rp 10 juta per tahun di tepi sebuah jalan raya di kawasan Jakarta Timur. Jalan itu sangat ramai, dilalui kendaraan dari dua arah. Pokoknya termasuk lokasi prima untuk berdagang. Jual beli ponsel, voucher pulsa, dan aksesorinya ini terbilang sektor bisnis yang memberikan janji keuntungan lumayan. Maklum, semua orang kini punya ponsel sehingga perlu membeli pulsa.
Tapi, lihat apa yang terjadi. Ahmad hanya kuat membuka kiosnya selama tiga bulan. Setelah itu dia memilih tutup. Sebabnya sederhana. Kendati ramai dilalui pengunjung, nyaris tidak pernah ada orang yang mau mampir ke kiosnya untuk membeli ponsel. Semua orang se-Jabodetabek lebih suka mendatangi Roxy atau ITC Ambasador untuk berbelanja ponsel. Bagaimana dengan pembeli voucher pulsa? Sial benar Ahmad. Walau ada pembelinya, volume penjualannya tak banyak. Margin yang bisa dia nikmati terlampau kecil, walaupun dia sudah membuka kiosnya sampai jam 10 malam.
Rupanya Ahmad kurang cermat menghitung potensi pasar. Ternyata dari pengamatan, dalam radius 1 kilometer dari kios Ahmad, paling tidak ada 5 kios serupa. Lucunya, sekitar 2 kilometer dari lokasi tadi terdapat pusat perbelanjaan yang sebagian lantainya disewakan khusus bagi pedagang HP. Otomatis orang-orang di sekitar lokasi itu lebih suka bertandang ke sana untuk membeli pernak-pernik HP.
Andaikata Ahmad mau telaten sedikit menghitung potensi pasar sebelumnya, dia bakal tahu bahwa tak lama sebelum dia membuka kios, tak jauh dari lokasinya juga pernah ada kios ponsel yang cuma tahan buka empat bulan dengan alasan tidak laku.
Itulah sebabnya, disarankan para calon usahawan untuk menakar apakah sektor yang ingin dimasuki masih ekonomis atau tidak. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk itu.
Pertama, sebaiknya Anda melakukan observasi dan wawancara dengan pelaku bisnis serupa yang ada di dekat lokasi Anda. Misalkan Anda ingin membuka toko kelontong di sebuah kompleks, luangkan waktu seharian di dekat toko yang sudah ada. Amati dan catat jumlah orang yang datang ke toko tersebut pada hari itu. Amati pula bagaimana pemilik toko klontong menerima dagangan dari pemasok di toko atau mengambil sendiri ke pemasok. Apabila barang diantar ke toko, silakan berpura-pura berbelanja pada saat si pemilik menerima barang tersebut, sehingga Anda dapat mengetahui cara si pemilik bertransaksi dengan pemasok.
Kalau kebetulan pemilik toko cukup ramah, Anda bisa bercakap-cakap lebih jauh tentang peluang dan resiko yang selama ini dia hadapi, sekaligus kiat-kiat untuk menghadapi kendala yang ada. Tapi, awas, semua itu harus dilakukan dengan hati-hati. Soalnya bisa jadi si pemilik toko akan marah kalau kemudian dia tahu bahwa Anda akan menjadi pesaingnya.
Jika ingin mendapatkan hasil lebih akurat, disarankan agar riset serupa itu tidak hanya dilakukan pada satu toko. Bahkan, kalau perlu Anda bisa membuat survei sederhana melalui penyebaran formulir. Tidak ada aturan khusus mengenai riset ini, yang penting Anda bisa menyimpulkan potensi yang ada. Untuk mengurangi risiko “ketahuan” para pemilik toko yang diriset, tentu saja Anda bisa melakukannya lewat orang lain.
Mendekati Pesaing yang Sudah Mapan
Cara lain untuk “menebak” potensi pasar bisa dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan usaha sejenis yang sudah dulu ada. Seorang pengusaha pemilik beberapa toko grosir sembako di Bogor punya kiat sederhana tapi jitu dalam memastikan potensi pasar. “Saya selalu mencari lokasi usaha di dekat grosir sembako yang ramai hingga pembeli pada antre panjang. Saya dirikan saja toko serupa di dekatnya. Hampir pasti toko baru ikut ramai juga,” kata pengusaha ini. Tentu saja dia berani bersaing harga, pelayanan dan kelengkapan barang dagangan dengan toko yang sudah ada.
Kalau anda cermati, jurus serupa juga dilakukan oleh beberapa jaringan minimarket waralaba. Ketimbang susah-sasah melakukan riset sendiri, rupanya sebagian waralaba minimarket lebih suka “menempel” pada minimarket lain yang telah ada. Kalau di sebuah gedung perkantoran ada penjual bubur ayam yang sangat laris, ikut-ikutan saja buka bubur ayam serupa di gedung sebelahnya. Kan pembelinya sejenis, duitnya sama, seleranya juga serupa. Tinggal kita berinovasi atas produk dan layanan saja.
Persaingan yang ketat bukan berarti selalu menunjukkan bahwa potensi pasar bakal kecil. Kita pasti berpikir bahwa keberadaan saingan pasti akan menurunkan omzet kita. Padahal dari kalau dilihat dari pihak konsumen, tentu lebih senang berbelanja di tempat atau lokasi yang bisa memberikan banyak pilihan. Baik dari segi jenis barang atau jasa, dan juga dari segi harga. Buntut-buntutnya, di mana ada satu sentra pembelanjaan, maka konsumen akan beramai-ramai datang ke tempat itu. Kalau lokasinya strategis dan berada di pingir jalan yang ramai, serta dilewati kendaraan dua arah. Di jalan seperti ini potensi pelanggan pasti besar.
Di samping itu, kalau ingin pelanggan banyak kios jangan terlalu sempit. Misalnya, selain perlu untuk memajang onderdil, tempat yang luas diperlukan agar pelanggan bisa menunggu kendaraannya diperbaiki dengan lebih nyaman. Asal teknisi kita bagus, pelayanan kita bagus, kita ramah, dan tempatnya nyaman pelanggan pasti banyak. Unsur kepercayaan juga dalam bisnis jasa lebih utama. Salah satu kiatnya dalam menjaring konsumen adalah dengan menyediakan produk-produk yang memang tengah laris, seperti obat-obat yang membuat lelaki lebih perkasa.
Membuat Analisis Usaha
Potensi pasar merupakan komponen kunci agar analisis usaha bisa kita susun seakurat mungkin. Analisis usaha sendiri merupakan perhitungan awal yang perlu dilakukan untuk memberi gambaran apakah usaha yang hendak kita geluti memberikan untung atau tidak. Lewat analisis semacam ini pula kita bisa memperkirakan berapa banyak keuntungan yang bisa kita peroleh secara rutin. Pada gilirannya, kita juga bisa memperkirakan berapa lama modal yang kita tanam bakal balik.
Berikut komponen sebuah analisis usaha sederhana:
1. Investasi.
Sebuah analisis usaha sederhana biasanya diawali keterangan mengenai besarnya investasi atau modal yang kita tanam. Jangan menyamakan investasi dengan biaya. Investasi adalah dana yang perlu kita keluarkan sekali dan tidak berhubungan dengan kegiatan rutin usaha. Contoh investasi adalah pembelian lahan, mesin, peralatan, pengurusan izin usaha, pendirian bangunan, pembelian peralatan, dan sebagainya. Total dana yang yang dihabiskan untuk mengadakan itu semua disebut investasi.
2. Menghitung Biaya.
Berbeda dengan investasi, biaya adalah dana yang mesti kita keluarkan secara rutin dan periodik selama kita menjalankan usaha. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang harus kita bayarkan rutin dengan nilai yang tetap, tak peduli besarnya perputaran usaha kita. Contoh biaya seperti ini adalah service charge bagi pemilik kios atau toko di mal, biaya pegawai, telepon, listrik, air minum, atau biaya sewa tempat—kalau bukan milik sendiri.
Adapun biaya tidak tetap adalah biaya yang kita keluarkan secara rutin, namun nilainya tergantung pada besar kecilnya perputaran bisnis kita. Biaya pembelian bahan baku, bahan penunjang, kemasan, komisi pegawai, pengiriman barang dan sebangsanya adalah contoh biaya tidak tetap. Prinsipnya, biaya ini jadi besar kalau penjualan kita meningkat, sebaliknya ikut menyusut kalau penjualan kita turun.
Oh ya, biaya tetap bagi satu jenis usaha bisa jadi termasuk biaya tidak tetap bagi jenis usaha yang lain. Contohnya, biaya listrik bagi toko kelontong jelas masuk biaya tetap, tapi bagi pabrik pemintal benang yang mesinnya menggunakan listrik, jelas masuk biaya tidak tetap. Oleh sebab itu, saat menentukan besarnya biaya tidak tetap ini selalu sesuaikan dengan asumsi penjualan yang anda perkirakan.
3. Asumsi Penjualan.
Berhubung usahanya sendiri belum berjalan, maka angka-angka tersebut baru berupa asumsi. Di sinilah perlunya kita menakar potensi pasar. Hasil kalkulasi itulah yang kita pakai sebagai asumsi penjualan.
Nah, kalau seluruh angka perkiraan itu sudah ada, kini tiba saatnya Anda menyusul tabulasi. Pertama-tama, taruh investasi di bagian paling atas, berikut total nilainya. Di bawahnya bisa Anda cantumkan angka asumsi penjualan. Di bawahnya lagi Anda sertakan total biaya.
Langkah selanjutnya, Anda cuma perlu mengurangi angka penjualan per bulan dengan besarnya biaya per bulan. Selisih di antaranya itulah yang kita sebut laba. Kalau hasilnya negatif, ya, berarti rugi. Setelah angka perkiraan ketahuan, silakan evaluasi. Apakah Anda puas dengan nilainya? Untuk mengukur “kepuasan” itu, Anda bisa membagi nilai investasi dengan besarnya laba. Hasilnya merupakan perkiraan waktu untuk mencapai balik modal.
Kalau Anda belum puas dengan perkiraan laba yang Anda dapat, silakan evaluasi lagi, apakah ada kemungkinan melakukan efisiensi biaya? Atau, adakah kemungkinan untuk memperbesar asumsi penjualan secara rasional? Kalau hasilnya tak memuaskan juga, ya terserah Anda untuk merealisasikan rencana bisnis itu atau tidak.
............................................................................................................
"Tips Ampuh Untuk Meningkatkan Penjualan"
Apa saja yang harus Anda perhatikan untuk meningkatkan penjualan "Tips Ampuh Untuk Meningkatkan Penjualan/Penjualan Online Anda, berikut ini kami beberkan 10 cara:
Apa saja yang harus Anda perhatikan untuk meningkatkan penjualan "Tips Ampuh Untuk Meningkatkan Penjualan/Penjualan Online Anda, berikut ini kami beberkan 10 cara:
1.
Perlihatkan kepada calon custumer Anda bahwa Anda begitu antusias terhadap produk dan bisnis Anda. Jika Anda antusias, maka mereka pun akan antusias, karena antusias itu bersifat menular.
2.
Akhiri e-mail penjualan Anda dengan kata-kata close yang mantap. Seperti bonus tambahan, harga diskon, pengingat praktis, dan deadline order, dsb.
3.
Tenteramkan custumer Anda yang melakukan komplain. Berikan jaminan refund dari uang mereka, atau berikan mereka diskon, berikan mereka bonus, berikan mereka solusinya atas masalah tsb, dsb.
4.
Buat sedemikian rupa agar custumer Anda merasa tertarik terhadap bisnis
Anda sehingga mereka akan menceritakan hal itu kepada rekan-rekan bisnis yang lain. Berikan mereka sesuatu yang gratis juga menarik sebagai bonus, atau sejenisnya.
5.
Tumbuhkan keyakinan ekstra pada prospek Anda sehingga mereka kelak
5.
Tumbuhkan keyakinan ekstra pada prospek Anda sehingga mereka kelak
akan membeli dari Anda. Gunakan referensi yang baik dari orang-orang
yang telah menjadi custumer Anda, sehingga mereka bisa melihat siapa
saja yang telah menjadi custumer Anda, berikan juga jaminan atau
garansi kepada mereka, dan sebagainya.
6.
Buat pada situs web Anda opt-in list sehingga pengunjung situs Anda dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan e-books, software, kontest, atau sesuatu yang gratis yang dapat ditukar dengan alamat e-mail mereka, karena secara psikologi mereka lebih suka mendapat sesuatu yang bagus gratis walaupun mereka sanggup membelinya.
7.
Jangan lupa prinsip aturan 80-20, artinya 80% dari isi situs Anda harus berisi informasi atau hal-hal yang disukai secara umum bagi para pengunjung sedangkan sisanya 20 % atau kurang berisi profil perusahaan Anda serta produk atau jasa yang Anda pasarkan.
8.
Upayakan apabila custumer Anda membeli sesuatu dari Anda, mereka
6.
Buat pada situs web Anda opt-in list sehingga pengunjung situs Anda dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan e-books, software, kontest, atau sesuatu yang gratis yang dapat ditukar dengan alamat e-mail mereka, karena secara psikologi mereka lebih suka mendapat sesuatu yang bagus gratis walaupun mereka sanggup membelinya.
7.
Jangan lupa prinsip aturan 80-20, artinya 80% dari isi situs Anda harus berisi informasi atau hal-hal yang disukai secara umum bagi para pengunjung sedangkan sisanya 20 % atau kurang berisi profil perusahaan Anda serta produk atau jasa yang Anda pasarkan.
8.
Upayakan apabila custumer Anda membeli sesuatu dari Anda, mereka
mendapatkan sebagian atau sedikit dari apa yang mereka pesan hal itu bisa dalam bentuk sesuatu yang mereka bisa dapatkan secara online.
9.
Tulis sebuah artikel ke sebuah penerbit dari suatu newsletter online, Dan hendaklah hal itu dalam bentuk artikel yang bersifat informasi jangan bersifat iklan.
10.
Perlihatkan kepada prospek Anda bahwa Anda adalah seorang yang pakar di bidangnya, karena hal tsb dapat meyakinkan mereka. Anda dapat menerbitkan sebuah artikel, menulis sebuah ebook, dan sejenisnya.
Demikian 10 cara ampuh yang bila Anda terapkan, anda akan melihat nilai
9.
Tulis sebuah artikel ke sebuah penerbit dari suatu newsletter online, Dan hendaklah hal itu dalam bentuk artikel yang bersifat informasi jangan bersifat iklan.
10.
Perlihatkan kepada prospek Anda bahwa Anda adalah seorang yang pakar di bidangnya, karena hal tsb dapat meyakinkan mereka. Anda dapat menerbitkan sebuah artikel, menulis sebuah ebook, dan sejenisnya.
Demikian 10 cara ampuh yang bila Anda terapkan, anda akan melihat nilai
penjualan Anda meningkat, dan sekaligus Anda dapat mempertahankan custumer Anda secara tetap.
............................................................................................................
"Goblok Motivasi"
Orang pintar biasanya paling banyak harapannya.
Bahkan maunya berhasil dalam waktu singkat.
Padahal kita tahu semua itu Impossible!
0rang goblok harapannya hanya satu ; hari ini bisa makan!
Orang pintar biasanya banyak ide, bahkan terlalu banyak sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan.
Sementara orang ‘goblok’ mungkin hanya punya satu ide, dan satu ide itulah yang menjadi pilihan usahanya.
Orang ‘goblok’ biasanya lebih berani dibanding orang ‘pintar’. Kenapa ??? Karena orang ‘goblok’ sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose.
Sebaliknya orang ‘pintar’ terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak melangkah-langkah.
Sekolah terbaik adalah sekolah kehidupan, sekolah jalanan, sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya untuk mengeksplorasi dengan leluasa seluruh potensinya yang ada padanya.
Orang bodoh sulit mendapat pekerjaan sehingga dia terpaksa buka usaha sendiri.
Dalam perjalanan bisnisnya agar semakin sukses dia harus merekrut orang pintar.
Alhasil orang bodoh tadi jadi bos nya orang pintar.
Orang pintar belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan secepat mungkin melamar pekerjaan.
Orang bodoh berjuang keras secepatnya mendapatkan uang, agar bisa membayar pelamar kerja.
Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu.
Semakin goblok seseorang, akan kian banyak ilmu yang diperolehnya.
Saya menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.
Anda berpikir seribu mil, wah pasti terasa jauh. Sedangkan saya tidak pernah berpikir karena hanya melakukan selangkah saja. Ngapain pakai mikir.., kan hanya selangkah…..
............................................................................................................
"Belajar Dari Penjual Asongan"
Inti dari bisnis itu adalah penawaran, sebagus apapun produk Anda, tanpa penawaran tentu tak akan ada yang mau membelinya. Itulah logika sederhana tentang bagaimana bisnis dijalankan. Dan parahnya, ternyata banyak yang justru meremehkan.
Kali ini sebagai pelajaran, saya ingin mengangkat profesi pedagang asongan yang biasanya ada di terminal.
Pernahkah Anda menghitung berapa kata yang diucapkan dalam sehari oleh pedagang asongan untuk menawarkan dagangannya?
Pernahkah Anda juga menghitung dari kata-kata penawaran yang ucapkan pada setiap orang, berapa barang yang berhasil dia jual?
Hehehe…kurang kerjaan banget ya, pake menghitung berapa kata yang dikeluarkan dan berapa barang yang terjual.
Tapi dari sinilah inti pelajaran yang ingin saya sampaikan.
Kalau kita ambil rata-rata, mungkin kata-kata penawaran yang diteriakkan pedangan asongan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan dalam sehari.
Tahukan Anda berapa yang laku? Hanya puluhan!
Bicara keras menawarkan ratusan hingga ribuan kali tapi yang laku hanya puluhan saja, pantaskah? Itulah yang dinamakan penawaran!
Rugikah pedagang asongan dengan kondisi ini? Kalau rugi nggak ada lagi pedagang asongan dong.
Justru harus seperti itulah penawaran yang benar, terus menawarkan dan menawarkan tanpa mengenal lelah…..
Lalu mengapa penawaran pedagang asongan pasti laku? Jawabannya karena mereka menawarkan dagangannya pada situasi dan kondisi yang tepat dengan dagangannya.
Coba Anda perhatikan, pedagang asongan di bis, pasti menawarkan apa yang dibutuhkan orang-orang di bis.
Begitu pula pedagang asongan saat di pasar malam, atau ditempat rekreasi.
Pasti apa yang dijual sesuai dengan kebutuhan calon pembeli atau target pasarnya. Dengan cara ini pasti KEMUNGKINAN DIBELI TINGGI….
Terakhir, pedagang asongan terutama di bis yang pernah saya ketahui, rupanya selalu menggunakan strategi-stretagi yang bagus.
Saya pernah naik bis, ada seorang pedagang asongan yang mengemas beberapa jenis makanan kecil jadi 1 kemasan. Kemudian menjualnya dengan satu harga paket.
Akhirnya banyak yang beli karena kalau beli satu persatu barang tadi harganya malah lebih mahal.
Jika dulu pedagang asongan menawarkan barangnya dominan dengan kata-kata,
beberapa tahun terakhir pedagang asongan di bis banyak yang menerapkan strategi sentuhan.
Artinya, barang dagangannya langsung ditaruh dipangkuan penumpang. Tujuannya agar penumpang bisa melihat, menyentuh, dan akhirnya tertarik.
Inti pelajaran yang kita dapat dari pedagang asongan untuk strategi pemasaran:
Jangan pernah lelah dan berhenti melakukan penawaran.
Karena seperti saya tulis di awal, inti bisnis adalah penawaran.
Tanpa penawaran tidak akan ada orang yang beli produk kita.
Tawarkan produk pada calon pembeli yang tepat.
Kepada calon pembeli yang benar-benar membutuhkan produk kita, sehingga kemungkinan dibeli tinggi.
Selalu perbarui strategi penawaran agar penawaran kita lebih bagus hasilnya. Evaluasi dan revisi setiap strategi pemasaran sangat penting dalam poin ini.
Kali ini sebagai pelajaran, saya ingin mengangkat profesi pedagang asongan yang biasanya ada di terminal.
Pernahkah Anda menghitung berapa kata yang diucapkan dalam sehari oleh pedagang asongan untuk menawarkan dagangannya?
Pernahkah Anda juga menghitung dari kata-kata penawaran yang ucapkan pada setiap orang, berapa barang yang berhasil dia jual?
Hehehe…kurang kerjaan banget ya, pake menghitung berapa kata yang dikeluarkan dan berapa barang yang terjual.
Tapi dari sinilah inti pelajaran yang ingin saya sampaikan.
Kalau kita ambil rata-rata, mungkin kata-kata penawaran yang diteriakkan pedangan asongan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan dalam sehari.
Tahukan Anda berapa yang laku? Hanya puluhan!
Bicara keras menawarkan ratusan hingga ribuan kali tapi yang laku hanya puluhan saja, pantaskah? Itulah yang dinamakan penawaran!
Rugikah pedagang asongan dengan kondisi ini? Kalau rugi nggak ada lagi pedagang asongan dong.
Justru harus seperti itulah penawaran yang benar, terus menawarkan dan menawarkan tanpa mengenal lelah…..
Lalu mengapa penawaran pedagang asongan pasti laku? Jawabannya karena mereka menawarkan dagangannya pada situasi dan kondisi yang tepat dengan dagangannya.
Coba Anda perhatikan, pedagang asongan di bis, pasti menawarkan apa yang dibutuhkan orang-orang di bis.
Begitu pula pedagang asongan saat di pasar malam, atau ditempat rekreasi.
Pasti apa yang dijual sesuai dengan kebutuhan calon pembeli atau target pasarnya. Dengan cara ini pasti KEMUNGKINAN DIBELI TINGGI….
Terakhir, pedagang asongan terutama di bis yang pernah saya ketahui, rupanya selalu menggunakan strategi-stretagi yang bagus.
Saya pernah naik bis, ada seorang pedagang asongan yang mengemas beberapa jenis makanan kecil jadi 1 kemasan. Kemudian menjualnya dengan satu harga paket.
Akhirnya banyak yang beli karena kalau beli satu persatu barang tadi harganya malah lebih mahal.
Jika dulu pedagang asongan menawarkan barangnya dominan dengan kata-kata,
beberapa tahun terakhir pedagang asongan di bis banyak yang menerapkan strategi sentuhan.
Artinya, barang dagangannya langsung ditaruh dipangkuan penumpang. Tujuannya agar penumpang bisa melihat, menyentuh, dan akhirnya tertarik.
Inti pelajaran yang kita dapat dari pedagang asongan untuk strategi pemasaran:
Jangan pernah lelah dan berhenti melakukan penawaran.
Karena seperti saya tulis di awal, inti bisnis adalah penawaran.
Tanpa penawaran tidak akan ada orang yang beli produk kita.
Tawarkan produk pada calon pembeli yang tepat.
Kepada calon pembeli yang benar-benar membutuhkan produk kita, sehingga kemungkinan dibeli tinggi.
Selalu perbarui strategi penawaran agar penawaran kita lebih bagus hasilnya. Evaluasi dan revisi setiap strategi pemasaran sangat penting dalam poin ini.
................................................................................
"Sumber Kegagalan Dalam Berbisnis"
1. Kurang sabar
Rata-rata pebisnis kurang memperhatikan sifat yang satu ini.Mereka kurang sabar dalam menjalankan bisnis yang mereka jalankan.Begitu mereka mencoba satu bisnis,begitu kurang lancar sedikit,mereka langsung meninggalkan bisnis tersebut.Padahal bisa jadi bisnis tersebut akan memberikan pundit uang yang banyak apabila mereka mau bersabar sedikit lebih lama.Ketika bisnis tersebut kurang menarik minat,merka langsung cari bisnis lain.Padahal alangkah baiknya bila mereka bisa sedikit lebih bersabar dan intropeksi apa yang salah,misal kurang promosi,kurang enak makanannya,service kurang memuaskan,dll
2. Kurang Promosi
KFC,Mc Donalds,Pizza Hut adalah contoh konkret bisnis usaha fastfood yang begitu diminati dan dikenali banyak orang di dunia.Bukan hanya rasa dan penyajiannya saja yang enak,namun juga cara promosinya yang tepat pula.Banyak restoran cepat saji yang mungkin memiliki rasa pizza yang lebih enak dari pizza hut,tapi cara promosinya yang kurang tepat,sehingga pizza hut,yang walaupun rasa pizzanya sedikit kalah (walau sebenarnya pizzanya pizza hut aja sudah enak) namun banyak dikenal dan diminati orang.
Banyak pebisnis yang sebenarnya rasa baksonya lebih enak dari resto bakso terkenal,tapi tidak dikenal orang karena kurang promosi/promosinya kurang tepat.Pemilik resto bakso tsb merasa rasa baksonya kurang enak,atau bisnis baksonya kurang tepat,sehingga ia meninggalkan bisnis baksonya tsb.
3. Kurang Inovasi
Misal,pada awalnya si A buka bisnis resto sarabi di Jogja,pada awalnya sarabi tersebut sangat laku dan banyak dikenal dan diminati banyak orang Jogja.Si A merasa bangga dan senang,bisnis sarabinya sangat laku.Disaat resto sarabi lain berjuang menciptakan rasa baru dan terus berinovasi,Si A tidak berinovasi dengan alasan orang tetap akan makan sarabi ini karena rasanya enak,dan banyak orang suka.Padahal,kita tahu kalau pasar juga berubah-ubah,masyarakat juga bisa jenuh.Akhirnya mereka memilih sarabi lain dengan aneka rasa dan inovasi,sehingga bisnis sarabi si A pun bangkrut karena sepi pelanggan karena kurangnya inovasi
4. Kurang Maksimalnya Pegawai/Manajemen
Si pemilik bisnis memiliki target untuk mendapatkan omzet sebesar-besarnya,tapi bagaimana dengan para pegawai/karyawan? Masa bodoh! Mau untung apa rugi,yang penting gaji tetap jalan tiap bulan.
Karena pola pikir karyawan tsb dan kurangnya dukungan,bisnis bisa jalan ditempat dan akhirnya malah bangkrut dan gagal.Bisa saja promosi sudah gencar,sudah sabar,produk/jasa sudah oke,tapi kalu dukungan pegawai/karyawan tidak maksimal,mau untung maksimal bisa sulit..Karena itu,sebainya pebisnis yang baik adalah pebisnis yang bukan hanya mengejar profit semata,tapi juga menjalin relasi dan membangun perasaan memiliki kepada setiap pegawai.Dengan membangun relasi dan punya perasaan memiliki,karyawan kita akan mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam menawarkan dan melayani customer kita.
5. Kurang selektif memilih Rekan kerja
Kekurangan fatal pabisnis yang bisnisnya tidak maju bahkan gagal adalah kurang selektif memilih rekan kerja/Rekan kerja disini bukan hanya mitra bisnis,investor,tapi juga meliputi karyawan/pegawai,bahkan Office Boy sekalipun tetap rekan kerja.
Apabila kita tidak mampu menyeleksi rekan kerja yang baik,maka hasilnya juga akan kurang baik.Carilah rekan kerja yang memiliki visi ke depan yang maju,yang punya kemauan untuk berkembang dan menang,bukan hanya mengejar gaji dan posisi semata,tapi juga semangat belajar,dan motivasi yang luar biasa untuk menang.
..........................................................................................................................................................................................
Rata-rata pebisnis kurang memperhatikan sifat yang satu ini.Mereka kurang sabar dalam menjalankan bisnis yang mereka jalankan.Begitu mereka mencoba satu bisnis,begitu kurang lancar sedikit,mereka langsung meninggalkan bisnis tersebut.Padahal bisa jadi bisnis tersebut akan memberikan pundit uang yang banyak apabila mereka mau bersabar sedikit lebih lama.Ketika bisnis tersebut kurang menarik minat,merka langsung cari bisnis lain.Padahal alangkah baiknya bila mereka bisa sedikit lebih bersabar dan intropeksi apa yang salah,misal kurang promosi,kurang enak makanannya,service kurang memuaskan,dll
2. Kurang Promosi
KFC,Mc Donalds,Pizza Hut adalah contoh konkret bisnis usaha fastfood yang begitu diminati dan dikenali banyak orang di dunia.Bukan hanya rasa dan penyajiannya saja yang enak,namun juga cara promosinya yang tepat pula.Banyak restoran cepat saji yang mungkin memiliki rasa pizza yang lebih enak dari pizza hut,tapi cara promosinya yang kurang tepat,sehingga pizza hut,yang walaupun rasa pizzanya sedikit kalah (walau sebenarnya pizzanya pizza hut aja sudah enak) namun banyak dikenal dan diminati orang.
Banyak pebisnis yang sebenarnya rasa baksonya lebih enak dari resto bakso terkenal,tapi tidak dikenal orang karena kurang promosi/promosinya kurang tepat.Pemilik resto bakso tsb merasa rasa baksonya kurang enak,atau bisnis baksonya kurang tepat,sehingga ia meninggalkan bisnis baksonya tsb.
3. Kurang Inovasi
Misal,pada awalnya si A buka bisnis resto sarabi di Jogja,pada awalnya sarabi tersebut sangat laku dan banyak dikenal dan diminati banyak orang Jogja.Si A merasa bangga dan senang,bisnis sarabinya sangat laku.Disaat resto sarabi lain berjuang menciptakan rasa baru dan terus berinovasi,Si A tidak berinovasi dengan alasan orang tetap akan makan sarabi ini karena rasanya enak,dan banyak orang suka.Padahal,kita tahu kalau pasar juga berubah-ubah,masyarakat juga bisa jenuh.Akhirnya mereka memilih sarabi lain dengan aneka rasa dan inovasi,sehingga bisnis sarabi si A pun bangkrut karena sepi pelanggan karena kurangnya inovasi
4. Kurang Maksimalnya Pegawai/Manajemen
Si pemilik bisnis memiliki target untuk mendapatkan omzet sebesar-besarnya,tapi bagaimana dengan para pegawai/karyawan? Masa bodoh! Mau untung apa rugi,yang penting gaji tetap jalan tiap bulan.
Karena pola pikir karyawan tsb dan kurangnya dukungan,bisnis bisa jalan ditempat dan akhirnya malah bangkrut dan gagal.Bisa saja promosi sudah gencar,sudah sabar,produk/jasa sudah oke,tapi kalu dukungan pegawai/karyawan tidak maksimal,mau untung maksimal bisa sulit..Karena itu,sebainya pebisnis yang baik adalah pebisnis yang bukan hanya mengejar profit semata,tapi juga menjalin relasi dan membangun perasaan memiliki kepada setiap pegawai.Dengan membangun relasi dan punya perasaan memiliki,karyawan kita akan mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam menawarkan dan melayani customer kita.
5. Kurang selektif memilih Rekan kerja
Kekurangan fatal pabisnis yang bisnisnya tidak maju bahkan gagal adalah kurang selektif memilih rekan kerja/Rekan kerja disini bukan hanya mitra bisnis,investor,tapi juga meliputi karyawan/pegawai,bahkan Office Boy sekalipun tetap rekan kerja.
Apabila kita tidak mampu menyeleksi rekan kerja yang baik,maka hasilnya juga akan kurang baik.Carilah rekan kerja yang memiliki visi ke depan yang maju,yang punya kemauan untuk berkembang dan menang,bukan hanya mengejar gaji dan posisi semata,tapi juga semangat belajar,dan motivasi yang luar biasa untuk menang.
..........................................................................................................................................................................................
BERCERMINLAH AGAR KITA TAU SIAPA DIRI KTA YANG SEBENARNYA
Bagi saya, cermin punya banyak arti. Bukan sekadar untuk memantas diri. Namun, cermin adalah sebuah refleksi diri kita. Tanpa cermin, kita tak bisa “mengoreksi” apa yang kurang dari penampilan kita. Karena itulah, saya “belajar” banyak dari cermin.
Saya sendiri dulu kerap berefleksi di depan cermin saat menghadapi hal yang kurang mengenakkan, atau peristiwa yang kurang sesuai dengan keinginan. Dalam sosok kembaran di dalam cermin, saya lantas berpatut diri. Sembari, saya ucapkan ha2 yang menguatkan, untuk mengembalikan semangat juang yang sempat turun:
“Wawan, kamu pasti kuat! Kamu hanya sedang mengalami proses untuk belajar jadi lebih baik lagi. Ini hanyalah ujian untuk menjadikanmu lebih kokoh untuk menentukan masa depanmu!” begitu ungkapan isi hati yang saya tumpahkan pada sosok kembaran saya di depan cermin.
Saya melakukan itu karena saya yakin, yang mampu mengubah diri saya, ya hanya saya sendiri. Meski ada bantuan orang lain & motivasi dari orang-orang terdekat, tanpa kita sendiri yang berbuat, tidak akan ada perubahan sejati.
Teman-teman..
Mari kita bercermin dengan suka hati. Kalau ada sedikit noda ya tidak apa-apa, tidak perlu malu hati. Nobody's perfect! Yang penting: fokus memperbaiki kekurangan, fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk menjadikan tahun baru ini lebih berarti, lebih bermakna, dan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
Jumat, 29 November 2013
Langganan:
Postingan (Atom)